Pada tahun 1995, setahun sebelum kebijakan pelarangan senjata api menyeluruh diterapkan, ketenangan Kota Mangya hancur. Seorang pemimpin bandit terkenal, yang telah menyembunyikan harta karun dalam jumlah besar, berhasil kabur dari penjara. Empat puluh tiga penjahat kejam berkumpul dari segala penjuru, bergabung dengan pemimpin mereka, Beishan, untuk memblokade Mangya dengan paksa. Seluruh kota terjerumus ke dalam krisis yang parah—terputusnya pasokan bahan bakar dan komunikasi!
Para bandit menginginkan uang dan nyawa. Tembakan meletus di Mangya saat badai pasir besar muncul di cakrawala. Menghadapi peluang yang mustahil—satu senjata melawan delapan puluh delapan—geng itu juga saling menyerang dalam perebutan kekuasaan yang brutal. Dikelilingi oleh musuh, dengan badai pasir yang menghalangi matahari dan kematian yang tergantung pada seutas benang—bagaimana mereka bisa membalikkan keadaan?
